Kalsel.WahanaNews.co, Banjarbaru - Stasiun Klimatologi Kelas I Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mengintensifkan edukasi kepada masyarakat terkait informasi cuaca, khususnya mengenai peningkatan suhu yang signifikan selama lima dekade terakhir.
“Peningkatan suhu pada periode 1954-2023 sudah terjadi di berbagai wilayah. Perubahan iklim ini nyata dan bukan hoaks berdasarkan indikator yang rutin kami rilis,” kata Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kalsel Goeroeh Tjiptanto dalam keterangan virtual pada Konferensi Pers Prediksi Musim Hujan 2024/2025 di Banjarbaru, Kalsel, Kamis (3/10/2024).
Baca Juga:
Waspada Musim Hujan, PLN UP3 Sumedang Minta Masyarakat Bijak Gunakan Listrik
Dia mengatakan sebagai pusat informasi cuaca BMKG rutin menyediakan dan menyebarluaskan informasi cuaca yang terbaru setiap saat, baik melalui situs dan sosial media BMKG maupun lewat media massa.
“Kami menyediakan informasi secara akurat dengan prediksi cuaca bulanan dan dasarian. Saya harap upaya ini dapat mengedukasi masyarakat dan memberikan gambaran kepada khalayak umum seperti apa cuaca ke depan,” ujarnya.
Goeroeh menjelaskan dengan masifnya informasi cuaca bulanan dan dasarian ini, maka bencana yang berpotensi terjadi dapat dimitigasi dengan baik oleh berbagai pihak.
Baca Juga:
DPRD Kota Semarang Minta Pemerintah Tingkatkan Kesiapan Hadapi Banjir Musim Hujan
Sementara itu, Prakirawan Stasiun Klimatologi Kelas I BMKG Kalsel Wiji Cahyadi mengatakan, sesuai indikator yang diperbaharui setiap saat wilayah Kalsel memiliki 12 ZOM (daerah batas periode musim hujan dan kemarau) dengan tipe Monsunal-2.
Dia menjelaskan, di provinsi ini terdapat dua musim dalam setahun, yakni satu periode musim hujan dan satu periode musim kemarau. Untuk tahun ini, awal musim kemarau di Kalsel sebagian besar terjadi pada Juni-Juli, dan sebanyak 75 persen ZOM di Kalsel mengalami musim kemarau mundur atau lebih lambat dari normalnya sesuai prediksi BMKG pada April 2024.
Terkait peningkatan suhu yang semakin masif dari tahun ke tahun, kata Wiji, berdasarkan Oceanic Nino Index, tahun El Nino dengan tingkat kekuatan yang cukup besar telah nyata terjadi sejak 1957.
Wiji menyebutkan tingkat kekuatan El Nino dengan level strong terjadi pada periode 1957-1958, 1965-1966, 1972-1973, 1987-1988, 1991-1992, dan 2023-2024. Sedangkan, level very strong terjadi pada periode 1982-1983, 1997-1998, dan 2015-2016.
[Redaktur: Patria Simorangkir]