Kalsel. WahanaNews.co - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto mengatakan pihaknya mengupayakan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan membuat hujan buatan dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan.
"Kita koordinasi BMKG, namun sepintas terlihat masih ada awan-awan sehingga dimungkinkan dilakukan TMC," kata Kepala BNPB Suharyanto di Banjarbaru, Kamis.
Baca Juga:
Pemerintah Provinsi Bengkulu Bangun Infrastruktur Jalan dan Jembatan Pasca-Bencana Alam
Suharyanto menyebut sebelumnya telah dilakukan TMC di Sumatera Selatan dan berhasil terjadi hujan lebat selama dua hari sehingga karhutla bisa padam.
Oleh karena itu, lanjutnya, sarana dan prasarana untuk melaksanakan TMC kini sedang digeser dari Sumatera Selatan ke Kalimantan Selatan (Kalsel).
Kepala BNPB hari ini meninjau langsung kondisi lahan terbakar di Kalsel dengan menggunakan helikopter bersama Kapolda Kalsel Irjen Pol Andi Rian Djajadi, Komandan Korem 101/Antasari Brigjen TNI Ari Aryanto, dan Komandan Lanud Sjamsudin Noor Kolonel Pnb Vincentius Endy.
Baca Juga:
Pemerintah Sulbar Bangun Tanggul dan Dua Jembatan di Desa Tapandullu Rp21,8 M
Dari pantauan udara itu, diakuinya, titik lahan terbakar cukup banyak, terutama tiga wilayah yaitu Kota Banjarbaru, Kabupaten Banjar, dan Kabupaten Tanah Laut.
Hal itu dipicu meningkatnya jumlah hotspot sejak Agustus 2023 akibat hari tanpa hujan yang berlangsung cukup panjang.
Sedangkan lahan yang terbakar mayoritas sawah kering ataupun lahan-lahan kosong sehingga tidak mungkin dibakar secara sengaja kecuali akibat udara panas dan faktor kelalaian.
"Begitu terbakar sulit dipadamkan karena lahan gambut, sehingga solusi pemadaman dioptimalkan dari udara, selain satgas darat juga terus bergerak," jelasnya.
Oleh karena itu Suharyanto berjanji menambah helikopter water boombing (bom air) untuk pemadaman karhutla di Kalsel agar bisa lebih optimal lagi, selain upaya TMC.
Usai pemantauan dari udara, Suharyanto langsung menggelar rapat koordinasi bersama pemerintah daerah (pemda) dan seluruh pemangku kepentingan dengan tujuan agar penanggulangan karhutla di Kalsel bisa terkoordinasi secara baik dan hasilnya sebagaimana diharapkan.[ss]