WahanaNews-Kalsel | Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Lampihong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan menggunakan sebuah inovasi dengan menanam padi dengan sistem terapung untuk menghindari gagal panen akibat banjir.
"Guna mencegah gagal panen akibat banjir kami menggunakan metode padi apung," kata Mantri Tani BPP Lampihong Azizul Hakim di Paringin, Kamis.
Baca Juga:
Banjir Rob Parah di Labuhanbatu Utara: Ribuan Rumah dan Lahan Terendam
Menurut dia, metode tanam apung ini ditujukan untuk daerah yang rawan banjir serta daerah yang berjenis lahan rawa di Kabupaten Balangan, khususnya pada beberapa desa di Kecamatan Lampihong.
Dia melanjutkan, karena memang kebetulan lahan-lahan di Kecamatan Lampihong ini ada dua jenis yaitu lahan rawa dan lahan tadah hujan, pada lahan rawa inilah yang sering kebanjiran.
Saat ini tambahnya, terdapat dua desa di Kecamatan Lampihong yang sudah melakukan metode padi tanam apung tersebut dengan luas lahan sekitar 0,8 hektare yaitu Desa Pimping dan Trans Matang Hanau.
Baca Juga:
Jokowi Beri Ganti Rugi hingga Rp 200 Juta pada Petani Gagal Panen
Metode menanam padi secara terapung sendiri adalah yang pertama kali dilakukan di Kabupaten Balangan, saat ini sedang dalam masa percobaan di Kecamatan Lampihong.
Selain untuk mengantisipasi gagal panen ketika terjadi bencana banjir, metode ini juga ditujukan untuk lebih memanfaatkan lahan agar bisa ditanami padi tiga kali bahkan lebih pada kurun waktu satu tahun.
Azizul juga menjelaskan kendala dari tanam padi apung yaitu harga styrofoam atau gabus sintetis yang terbilang mahal, maka dari itu pihaknya akan terus berinovasi dengan memanfaatkan media yang ada seperti bambu ataupun media lain yang dapat mengapung di permukaan air.
"Nanti kami akan mencoba memakai rakit dari bambu sebagai media tanam," tuturnya.
Ia berharap kepada pemerintah daerah khususnya instansi terkait, dapat terus memberikan dukungan guna keberhasilan program yang tengah dijalankan ini.[ss]