KALSEL.WAHANANEWS.CO, Batulicin - Kepala Kantor Cabang (KCP) Badan Urusan Logistik (Bulog) Kotabaru-Tanah Bumbu, Moch Faizal, memastikan ketersediaan beras untuk warga setempat aman hingga empat bulan ke depan, memasuki Hari Raya Idul Fitri 2026.
"Saat ini stok beras di Gudang Bulog Tanah Bumbu sebanyak 147 ton, sedangkan stok beras di Gudang Bulog Kotabaru sebanyak 499 ton, Stok tersebut memenuhi kebutuhan pangan hingga empat bulan ke depan,” kata Moch Faizal, di Batulicin Senin (1/12/2025).
Baca Juga:
Titiek Soeharto Blusukan Lagi ke Gudang Beras Bulog, Ingatkan Hal Ini
Untuk menjaga stabilitas kebutuhan beras di dua wilayah tersebut, Periode 2025 Bulog telah menyerap gabah dari petani setempat sebanyak 1.500 ton gabah kering panen (GKP) dengan harga Rp6.500/kg.
Dia mengatakan, target yang harus diserap sebanyak 4.400 ton gabah kerting giling (GKG) atau setara beras 2.200 ton.
Ada beberapa kendala untuk memenuhi penyerapan gabah dari petani, salah satunya adalah harga gabah di masa tertentu nilainya lebih mahal dibandingkan dari harga Bulog yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga Sebagian masyarakat lebih memilih ke pasar lain.
Baca Juga:
Mentan Amran Beberkan 0,0071% Beras Pemerintah Rusak: Untuk Pakan Ternak
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Bulog kini melakukan pembelian gabah langsung dari petani tanpa melalui tengkulak untuk memastikan petani mendapatkan harga yang sesuai.
Bulog menetapkan harga pembelian gabah seperti yang diarahkan Bapanas, untuk mencegah petani menjual gabahnya di bawah harga yang ditetapkan. Bulog menyiapkan kapasitas gudang yang memadai, baik gudang milik sendiri maupun melalui kerja sama dengan pihak lain, untuk menampung stok gabah yang diserap.
Bulog juga melakukan sosialisasi kepada petani mengenai ketentuan harga pokok penjualan (HPP) dan kriteria gabah yang bisa diserap agar tidak terjadi salah persepsi.
"Hal ini penting agar petani memahami persyaratan harga dan kualitas yang ditetapkan. Bulog membentuk tim khusus seperti "Jemput Gabah Beras BULOG" dibentuk untuk turun langsung ke lapangan guna melakukan pembelian gabah dari petani secara proaktif," terang Faizal.
[Redaktur: Patria Simorangkir]