KALSEL.WAHANANEWS.CO, Banjarmasin - Pemko Banjarmasin terus melakukan upaya penanganan sampah di Kota Seribu Sungai, terutama setelah mulai terlihat tumpukan sampah di beberapa wilayah akibat penutupan dan penyegelan TPA Basirih.
Untuk menanggulanginya, Dinas Lingkungan Hidup memanfaatkan pemulung yang sebelumnya mencari nafkah di TPA Basirih. Mereka dikoordinir di beberapa TPS 3R milik Pemko Banjarmasin, untuk melakukan pemilahan dan pengarungan sampah.
Baca Juga:
Bank Kalsel Syariah Luncurkan Tabungan Bedug Ramadan untuk Sambut Bulan Suci
Selain itu, Dinas Lingkungan Hidup juga memanfaatkan beberapa rumah maggot untuk mengurangi sampah organik.
Saat ini sampah yang belum bisa tertangani masih ditempatkan di TPS 3R. Sementara masih terlihat penumpukan di beberapa TPS liar.
“Kita lakukan evaluasi dari hasil beberapa tumpukan sampah. Ada 400 ton lebih yang belum terkelola. Ada beberapa yang kami lakukan, salah satunya rumah maggot. Ada juga yang mengelola di TPA. Ada karungan juga. Ada 200 lebih pemulung kita manfaatkan dan kita lakukan pengarungan. Kita tempatkan di stasiun sementara,”ujar Alive Yosefah Love, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarmasin.
Baca Juga:
Penutupan TPA Basirih oleh KLH Sebabkan Sampah Menumpuk di TPS Banjarmasin
Sementara, Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, terus melakukan komunikasi dengan pemerintah provinsi Kalimantan Selatan untuk meminta penambahan kuota volume sampah yang dibuang. Tak hanya itu, komunikasi juga dilakukan ke Kementrian agar TPA Basirih bisa dibuka kembali.
“Menyikapi 11 hari ada upaya konkrit karena sudah sangat terbebani, dan tidak terkendali lagi. Upaya kita minta kebijakan dari menteri dan gubernur dan draft juga sudah dibuat. Ada upaya lain. Alokasi pembiayaan corporate CSR untuk membina dan membiyai tempat pemilaham. Ada 400 ton yang belum tertangani,”jelasnya.
Pasca penutupan TPA Basirih, Ibnu memberlakukan status tanggap darurat sampah. Ibnu juga meminta warga agar bisa melakukan pemilahan sampah yang akan mereka buang.