WahanaNews-Kalsel | PLN bekerja sama dengan Sumitomo Corporation dan PT Medco Energi Internasional Tbk untuk mengkaji pengembangan pembangkit listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) demi mempercepat transisi menuju energi bersih dan mendukung target tanpa emisi pemerintah pada 2060.
Kerja sama itu diawali dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara PT PLN (Persero) dan Sumitomo, serta PLN dan Medco Energi Internasional pada sela-sela rangkaian G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, minggu ini.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya, Rabu, menjelaskan kerja sama pihaknya dengan Sumitomo bertujuan menghasilkan studi pengembangan bisnis pembangkit listrik berbasis EBT, yang di antaranya mencakup skema pengembangan kelistrikan di daerah-daerah yang masih bergantung pada pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD).
Darmawan menyebut kerja sama itu merupakan upaya PLN mengurangi ketergantungan pada energi diesel (de-dieselisasi).
"PLN dan Sumitomo akan melakukan kajian bersama atas pengembangan bisnis pembangkit listrik EBT dan transmisi. Masa berlaku kerja sama ini selama 2 tahun sejak penandatanganan nota kesepahaman dilakukan," kata Darmawan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Ia lanjut menjelaskan hasil studi antara PLN dan Sumitomo nantinya membantu PLN untuk meningkatkan efisiensi operasi sistem ketenagalistrikan, menurunkan biaya pokok penyediaan (BPP), mempercepat program dedieselisasi, meningkatkan penetrasi energi terbarukan, dan mengurangi beban belanja modal perusahaan pada pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan.
Sementara itu, kerja sama PLN dan Medco terkait dengan studi pengembangan hidrogen atau ammonia sebagai sumber energi, atau yang disebut juga carbon captured utilization and storage (CCUS)/carbon captured storage (CCS).
"PLN dan Medco juga akan melakukan studi bersama terkait pengembangan EBT. Studi bersama itu di antaranya mencakup pemanfaatan well-head gas to power (WHGTP) untuk pembangkit," kata Direktur Utama PLN.
PLN dalam beberapa bulan terakhir gencar membangun kerja sama dengan perusahaan dalam negeri dan asing untuk membuat studi pengembangan pembangkit listrik berbasis EBT. PLN bulan lalu juga meneken nota kesepahaman kerja sama dengan perusahaan asal Prancis Sabella SAS dan PT Meindo Elang Indah untuk membuat studi pemanfaatan potensi energi arus laut (tidal energy) untuk pengembangan pembangkit listrik di Indonesia.
Direktur Manajemen Proyek dan EBT PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto selepas penandatanganan MoU itu bulan lalu menjelaskan hasil studi dengan Sabella SAS dan Meindo Elang Indah menjadi modal penting untuk membangun pembangkit listrik energi arus laut pertama di Indonesia.[ss]