WahanaNews-Kalsel | Intelijen Barat menganalisis sosok yang paling dipercaya oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, dan menjadi sumber informasi penting soal perang.
Intelijen Barat pun menyoroti orang yang ada dalam lingkaran Putin di Kremlin.
Baca Juga:
Aksi Teror Maut di Moskow Tewaskan 40 Orang
Terlebih, terkait siapa sosok di Kremlin yang dipercaya lebih tinggi terkait informasi perang.
Serta adanya kemungkinan kudeta yang dilakukan orang kepercayaan Putin.
Sebab, intelijen Barat menilai, untuk seorang pemimpin tertutup seperti Putin, arus informasi negatif seperti kudeta seharusnya tak mungkin diabaikan.
Baca Juga:
Unggul 87,32 Persen Suara, Vladimir Putin Jadi Pemimpin Terlama di Rusia Setelah Joseph Stalin
Sorotan soal orang kepercayaan Putin merupakan buntut dari kemunduran pasukan Rusia dari Kyiv pada pekan lalu.
Menurut para intelijen, kemunduran pasukan Rusia itu memperjelas skala kegagalannya.
Terlebih, pasukan Rusia meninggalkan banyak mayat, ratusan bangkai tank, dan kendaraan militer lainnya yang terbakar di Kyiv.
Untuk itu, saat ini para intelijen Barat mempertanyakan apakah ada kesalahan informasi yang diberi orang kepercayaan Putin hingga membawanya pada kemunduran Rusia di Kyiv.
Para intelijen Barat pun percaya, saat ini pemimpin Kremlin itu tengah 'marah' kepada para penasihatnya.
Khususnya penasihat tentang kepemimpinan militer yang membuat Rusia terlibat dalam kemunduran ini.
"Penasihat seniornya terlalu takut untuk mengatakan yang sebenarnya," kata Kate Bedingfield, Direktur Komunikasi Gedung Putih, dikutip dari The Guardian, Minggu (3/4/2022).
Lantas, bagaimana tanggapan Kremlin soal situasi ini?
Tanggapan Kremlin soal Kondisi Internal Kremlin
Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov enggan menanggapi soal apa yang sedang terjadi dalam lingkaran Kremlin.
Peskov menyebut, Pentagon tidak memahami bagaimana gaya kerja di Kremlin.
"Sepertinya baik Departemen Luar Negeri maupun Pentagon tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di Kremlin," kata Dmitry Peskov.
"Mereka sama sekali tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Mereka tidak mengerti Presiden Putin. Mereka tidak memahami mekanisme pengambilan keputusan. Mereka tidak mengerti gaya kerja kami," tambahnya.
Sementara itu, Farida Rustamova, seorang jurnalis independen Rusia menjelaskan bagaimana mekanisme informasi yang didapatkan oleh Putin.
Farida menyebut, orang-orang yang diajak bicara oleh Putin sangat minim.
"Dari apa yang saya tahu, lingkaran yang diajak bicara oleh Putin sangat kecil," kata Farida Rustamova, jurnalis yang kerap melaporkan suasana di antara para pejabat sejak perang dimulai.
"Hanya segelintir orang yang diizinkan untuk melihatnya secara langsung dan mereka harus menjaga jarak. Dan hanya sedikit yang memiliki akses telepon dengannya. Tapi akses itu hanya satu cara, seperti Putin menghubungi mereka, bukan sebaliknya," jelasnya.
Kemudian, setiap minggu, Putin rutin mengadakan panggilan video dengan dewan keamanannya.
Di antara mereka, ada sosok Siloviki, kepala keamanan yang disebut muncul sebagai posisi terdepan untuk gerbang informasi Putin.
Selain itu, ada Nikolai Patrushev, mantan perwira KGB yang ditemui Putin di Leningrad pada 1970-an dan kepala FSB Alexander Bortnikov yang sudah dikenal Putin selama 40 tahun.
Kemudian ada Menteri Pertahanan Federasi Rusia, Sergei Shoigu, dan Direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, Sergei Naryshkin.
"Jelas ini adalah sistem yang sangat terpusat yang hanya menjadi lebih terpusat selama perang," kata Vladimir Gelman, seorang profesor politik Rusia dari Universitas Helsinki.
"Kremlin seperti tata surya, dengan Putin menjadi matahari dan semua planet dengan orbit berbeda di sekelilingnya. Pada pertemuan dewan keamanan, itu benar-benar menunjukkan betapa kecilnya pengaruh yang dimiliki para anggota dewan," ujarnya.
Dari nama-nama tersebut, muncul nama Shoigu sebagai orang yang sempat mengecewakan Putin.
Sosoknya pun sempat menghilang selama berminggu-minggu dari publik dan memunculkan isu bahwa ia telah dihukum karena awal perang Rusia yang kacau.
Terlepas dari tanda-tanda Putin marah kepada Shoigu, para intelijen memperingatkan dia tidak mungkin memecat kepala pertahanan di tengah operasi militer besar-besaran.
"(Shoigu) telah menjadikan dirinya sangat diperlukan dan begitulah cara dia kembali," kata Andrei Soldatov, seorang jurnalis yang telah banyak menulis tentang dinas keamanan Rusia.
"Siapa yang bisa menggantikannya? Dia politisi paling populer ketiga atau kedua di negara ini," jelasnya. [Ss]