WahanaNews-Kalsel | Kementerian ESDM berkomitmen mengawal target pemenuhan komponen dalam negeri (TKDN) pada proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Selama ini, sebagian besar komponen dari PLTS masih berasal dari impor.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana, mengatakan pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dalam mengembangkan industri komponen PLTS di dalam negeri.
Baca Juga:
Irjen Pol Sumadi Kembali Bawa Pulang Piala Bergilir Turnamen Golf Gatrik IKAPELEB KESDM 2024
"Kementerian ESDM terus mendukung dan mendorong upaya pemenuhan TKDN pada proyek PLTS, dan aktif berkordinasi dengan Kemenperin," kata Dadan, Rabu (2/3).
Setidaknya ada beberapa upaya yang akan dilakukan pemerintah dalam menggenjot pengembangan komponen PLTS di dalam negeri. Salah satunya yakni jaminan ketersediaan pasar untuk industri di dalam negeri.
Adapun program-program pemenuhan bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada 2025 saat ini diprioritaskan untuk program PLTS.
Baca Juga:
Daftar Lengkap Pemenang Turnamen Golf Piala Bergilir Gatrik 2024 IKAPELEB KESDM
Misalnya seperti pengembangan PLTS di RUPTL 2021-2030, PLTS Atap, pengembangan PLTS Terapung dan upaya dekarbonisasi menuju Net Zero Emission.
Langkah berikutnya yakni paket proyek infrastruktur EBT dengan sumber dana APBN dan APBD, mengutamakan/mewajibkan sertifikat TKDN untuk komponen pembangkit.
Kementerian ESDM juga tengah menyusun sertifikasi standar nasional Indonesia (SNI) EBT, salah satunya mengenai produk energi surya, sebagai acuan industri mengenai kualitas produk. "Kementerian ESDM aktif membantu industri untuk dapat memenuhi standar," ujar Dadan.