Bentuknya adalah penggabungan beberapa komoditi unit usaha peternakan pada satu pasar di suatu daerah.
Arahnya desa-desa yang berpotensi di sektor peternakan akan dikembangkan sebagai sentral-sentral penyedia daging baik daging sapi, kambing, ayam hingga pusat hortikultura.
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
Gus Halim juga berpandangan penguatan ketahanan pangan sudah sangat krusial, selain untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Desa, juga untuk mengantisipasi naiknya harga bahan pokok yang selama ini semakin membebani warga desa.
“Tujuannya jelas, selain untuk kesejahterakan masyarakat desa itu sendiri, minimal dapat menurunkan kebutuhan impor dengan meningkatkan ketahanan pangan khususnya pemenuhan kebutuhan daging dan swasembada daging sapi nasional. Kondisi sekarang, ketahanan pangan sudah sangat krusial.” ujarnya.
Sementara itu, Bupati Kabupaten Bandung Dadang Supriatna mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung akan mensupport program-program yang bisa mengembangkan desa untuk menjadi lebih baik.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
"Apalagi dengan program seperti ini, saya selaku bupati akan mensupport agar bisa juga mengembangkan kepada desa-desa yang lain. Tentunya dengan pentahelix yang turut juga melibatkan perguruan tinggi," kata Dadang.
Untuk dapat diketahui, Pilot Project Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan dimulai di 7 (tujuh) BUM Desa Bersama di 7 (tujuh) kabupaten; yaitu Kabupaten Bandung, Cirebon, Kebumen, Nganjuk, Jombang, Lumajang, dan Kudus.
Rata-rata setiap BUM Desa Bersama melibatkan sekitar 5-10 desa di sekitarnya.