KALSEL.WAHANANEWS.CO, Tanjung - Kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten Barito Selatan, Kalimantan Tengah, dan PT Adaro Indonesia diyakini dapat mempercepat penanganan stunting guna mewujudkan generasi sehat.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Asisten I) Kabupaten Barito Selatan, Yoga Prasetyanto Utomo yang diwakili Mirwansyah menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Adaro dalam upaya menurunkan stunting di daerahnya.
Baca Juga:
Pemkab Tabalong Raih Nilai Tertinggi Smart City dengan Skor Indeks 3,38
"Stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga menentukan kualitas generasi muda di masa depan. Kolaborasi antara pemerintah dan sektor swasta menjadi kunci dalam percepatan penanggulangan stunting," ujar Mirwansyah, Minggu (9/2/2025).
Selanjutnya melalui pertemuan stakeholder lintas diharapkan dapat menghasilkan strategi inovatif yang tidak hanya efektif dalam menekan angka stunting tetapi meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemenuhan gizi sejak dini.
Pertemuan dengan tema “Kolaborasi Wujudkan Generasi Sehat dan Bebas Stunting” sebagai komitmen kuat berbagai pihak dalam menurunkan angka stunting melalui intervensi di desa-desa sekitar wilayah operasional Adaro.
Baca Juga:
808 Calon Pengawas TPS di Tabalong Lolos Seleksi Administrasi dan Siap Wawancara
Kegiatan ini melibatkan pemaparan program, diskusi bersama, serta penandatanganan kerja sama.
Fokus utama program berupa intervensi 125 balita dan 16 ibu hamil di dua kecamatan yang teridentifikasi berisiko stunting berdasarkan hasil pemeriksaan Puskesmas Mangkatip, Kecamatan Dusun Hilir, dan Puskesmas Rantau Kudjang, Kecamatan Jenamas pada November 2024.
CSR Section Head PT Adaro Indonesia, Aan Nurhadi menegaskan program ini merupakan kelanjutan dari inisiatif tahun 2024 yang sempat tertunda akibat pergantian mitra.
Meski begitu, Adaro tetap berkomitmen dalam mendukung percepatan penurunan stunting, terutama di Kecamatan Jenamas dan Dusun Hilir.
"Kami mendeklarasikan satu desa di Kabupaten Balangan sebagai Zero Stunting setelah tiga tahun tidak ada kasus stunting," ungkap Aan.
Ini membuktikan target nol stunting bukan hal yang mustahil, asalkan ada kolaborasi yang kuat.
Menurutnya, peran orang tua sangat penting dalam pencegahan stunting, sehingga program ini juga menekankan edukasi gizi kepada mereka.
"Kami ingin memastikan generasi mendatang tumbuh sehat," tambahnya.
Aan menambahkan program ini bertujuan mendukung target nasional penurunan prevalensi stunting menjadi 18,8 persen pada 2025.
Selain itu Adaro berkomitmen menciptakan Zero New Stunting di desa-desa sekitar ring 1 operasionalnya serta mengoptimalkan tumbuh kembang anak dengan status gizi tidak normal di usia 24–60 bulan.
[Redaktur: Patria Simorangkir]