“Jumat kami membuat template DNA pertama kami, yang merupakan kemungkinan pertama dari proses pengembangan vaksin baru,” kata CEO Pfizer tersebut.
Perusahaan asal Amerika Serikat lainnya, Moderna, pada hari yang sama juga mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan suntikan booster terhadap varian baru virus Omicron.
Baca Juga:
Babinsa Dampingi Tim Vaksinasi di Kenegerian Sihotang
Di sisi lain, Johnson & Johnson pada hari Senin (29/11), mengatakan bahwa mereka juga sedang mengejar produksi vaksin mereka yang khusus untuk menangkal varian baru virus Omicron.
Situasi ini menurut Bourla hampir sama seperti skenario awal tahun 2021, ketika Pfizer dan BioNTech melakukan pengembangan vaksin dalam 95 hari, di saat varian Delta mulai terdeteksi.
Mereka khawatir akan formula sebelumnya tidak dapat ampuh melawan Delta, walau akhirnya versi itu tidak digunakan.
Baca Juga:
Vaksin Booster, Berikut Cara Daftar di Aplikasi Peduli Lindungi
Pada hari Senin (29/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan peringatan akan risiko yang “sangat tinggi” dari varian baru virus Omicron ini secara global.
“Saya sangat yakin bahwa pil antivirus Pfizer yang baru-baru ini diluncurkan akan ampuh untuk mengobati infeksi virus yang disebabkan oleh mutasi, termasuk Omicron,” kata Bourla. [As]