WahanaNews-Kalsel | Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Prov Kalsel memperingati hari guru nasional dan HUT PGRI ke 77 Yang diadakan selama 3 hari dari selasa (22/11), sampai kamis (24/11).
Kegiatan konfersi kerja ini di ikuti oleh seluruh guru yang ada di kabupaten/kota Sekalsel. Ada 6 orang perwakilan setiap daerahnya bahkan lebih. Kegiatan itu di laksanakan langsung di hotel Royal Jelita Jalan A. Yani km 5. Banjarmasin. Rabu (23/11).
Baca Juga:
Perlindungan Guru dari Kekerasan di Lingkungan Sekolah, PGRI Buol Minta Dukungan Pemda
"Setiap daerah bisa mengirimkan 6 orang anggotanya namun jika lebih tidak apa. Itu semata hanyar untuk menampung usul dari teman-teman agar kita semua terlihat dekat dan bisa mendampingi teman-teman guru kita yang ada," ujarnya
Dalam konfersi kerja yang sudah berjalan selama 3 kali ini. PGRI Prov Kalsel membahas soal anggaran rumah tangga serta kerja rapat pengurus sekabupaten kota yang di kelola oleh pengurus prov. Kalsel.
Disampaikan langsung oleh Drs. M. Arsyad M. Pdi selaku wakil sekretaris umum PGRI Kalsel membahas dan mengambil aspirasi serta masukan dari kawan-kawan yang ada di kabupaten atau kota se Kalimantan Selatan.
Baca Juga:
Guru SD Honorer Konawe Diminta Uang Damai Rp50 Juta Dibantah Polisi
"Di hari ke 2 acara konfersi kerja kali ini kami selaku pengurus PGRI sesuai dengan apa yang sudah di launching. Oleh PGRI kita semua harus merubah pola pikir teman-teman yang ada di PGRI, selanjutnya struktur, serta budaya, PGRI jangan lagi menggunakan budaya lama. Yang dimana teman-teman PGRI lainya cuma berpikir hanyar menjalankan kewajiban tanpa di perhatikan," sebutnya
"Kita harus merubah pola kepemimpinan agar menjadi yang berimbang. Kita juga merubah pola pikir teman-teman dimana teman-teman yang menganggap sering tidak dilayani. PGRI harus berubah kerna keadaan yang menuntut kita untuk berubah untuk menjadi lebih baik lagi. Kita harus membantu teman-teman para guru kita yang menghadapi perubahan bukan main ini," cetusnya
Seperti 7 pembahasan yang di bahas dalam sidang pleno kali ini pembahasan itu meliputi
1. organisasi
2. pandangan umum teman-teman yang ada di kab/kota.
3. Sidang komisi
4. program kerja
5. Keuangan
6. pernyataan rekomendasi
7. ketanaga kerjaan
"Terkadang profesi guru itu sering dilupakan. Mereka lupa bahwa guru ada di bawah naungan profesi kerja," bebernya.
Perubahan kurikulum, membuat paradigma di masyarakat juga menjadi berubah, tentunya membuat para guru menjadi berhadapan dengan para orang tua murid dan sebagainya. Maka dari itu untuk menghadapi itu semua PGRI harus mendampingi para guru, agar di setiap sudut pandang itu semua guru sama dan tidak dibedakan.
Meliputi soal gajih. Jika di luar negri dari urusan gajih, naik pangkat, serta segala macam itu di urus oleh organisasi, maka dari itu PGRI harus mencoba juga untuk mewujudkannya.
Apa lagi terkait Program kerja pejuang. PGRI selalu melakukan monitoring untuk sekolah yang ada di pelosok agar tidak merasa dibedakan apa lagi mengenai masalah transpot.
"Sering teman-teman guru yang ngajar di pelisok bilang. Kami kesulitan transpot, kami melewati medan yang terjal, dan segala macam. Keluhan itu semua nantinya melalui pengurus PGRI akan menampung semua masukan dan melanjutkan tampungan serta keluhan itu agar dapat diarahkan kepada siapa nanti keluhan itu akan disampaikan," Katanya.
Disisi lain terkait pola pembelajaran baru setelah pandemi covid 19 PGRI sangat memberikan perhatian kepada para guru untuK melanjut pola pembelajaran yang sudah berubah apa lagi ditambah dengan adanya kurikulum merdeka.
"Guru tidak bisa berharap bahwa tugas-tugas yang diberikan hanyar dilakulan di papan tulis. Namun juga harus berkembang mengikuti pola perubahan zaman. Guru memang tidak bisa tergantikan oleh teknologi tapi guru yang tidak bisa menggunakan teknologi pasti akan ketinggalan," cetusnya
Maka dari itu sehabis pandemi ini PGRI akan terus mengadakan kegiatan-kegiatan pendampingan guru apa lagi terkait merdeka belajar.
"Memperingati Hari Guru Nasional tentunya PGRI berharap agar semua guru bangkit untuk menghadapi tantangan dalam hal ini bukan untuk bangkit dari tidur akan tetapi bangkit untuk menghadapi tantangan yang lebih besar lagi," pungkasnya.[ss]