"Terkadang profesi guru itu sering dilupakan. Mereka lupa bahwa guru ada di bawah naungan profesi kerja," bebernya.
Perubahan kurikulum, membuat paradigma di masyarakat juga menjadi berubah, tentunya membuat para guru menjadi berhadapan dengan para orang tua murid dan sebagainya. Maka dari itu untuk menghadapi itu semua PGRI harus mendampingi para guru, agar di setiap sudut pandang itu semua guru sama dan tidak dibedakan.
Baca Juga:
Perlindungan Guru dari Kekerasan di Lingkungan Sekolah, PGRI Buol Minta Dukungan Pemda
Meliputi soal gajih. Jika di luar negri dari urusan gajih, naik pangkat, serta segala macam itu di urus oleh organisasi, maka dari itu PGRI harus mencoba juga untuk mewujudkannya.
Apa lagi terkait Program kerja pejuang. PGRI selalu melakukan monitoring untuk sekolah yang ada di pelosok agar tidak merasa dibedakan apa lagi mengenai masalah transpot.
"Sering teman-teman guru yang ngajar di pelisok bilang. Kami kesulitan transpot, kami melewati medan yang terjal, dan segala macam. Keluhan itu semua nantinya melalui pengurus PGRI akan menampung semua masukan dan melanjutkan tampungan serta keluhan itu agar dapat diarahkan kepada siapa nanti keluhan itu akan disampaikan," Katanya.
Baca Juga:
Guru SD Honorer Konawe Diminta Uang Damai Rp50 Juta Dibantah Polisi
Disisi lain terkait pola pembelajaran baru setelah pandemi covid 19 PGRI sangat memberikan perhatian kepada para guru untuK melanjut pola pembelajaran yang sudah berubah apa lagi ditambah dengan adanya kurikulum merdeka.
"Guru tidak bisa berharap bahwa tugas-tugas yang diberikan hanyar dilakulan di papan tulis. Namun juga harus berkembang mengikuti pola perubahan zaman. Guru memang tidak bisa tergantikan oleh teknologi tapi guru yang tidak bisa menggunakan teknologi pasti akan ketinggalan," cetusnya
Maka dari itu sehabis pandemi ini PGRI akan terus mengadakan kegiatan-kegiatan pendampingan guru apa lagi terkait merdeka belajar.