WahanaNews-Kalsel | Dugaan kebocoran data pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) kembali mencuat. Lebih dari 17 juta data pelanggan PLN diduga bocor dan dijual oleh seseorang dalam sebuah situs peretas.
Salah seorang pengguna di Twitter melaporkan adanya dugaan penjualan lebih dari 17 juta data pelanggan PLN.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Berdasarkan tangkapan layar yang dibagikan, menunjukkan laman web breached.to dengan akun bernama "loliyta", yang mengklaim menjual data pengguna PLN.
Mengutip laman tersebut, beberapa data pelanggan PLN yang diklaim dijual di antaranya ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, hingga nama unit UPI.
Dugaan kebocoran data ini menyusul unggahan di darkweb oleh akun bernama toshikana yang menjual dokumen penting seperti laporan keuangan seharga 50 ribu US dolar atau sekitar Rp743 juta. Berikut faka-fakta dugaan kebocoran data pelanggan PLN.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
1. Data Lama
Seorang yang diduga penjual menyebutkan bahwa data yang ia jual adalah informasi identitas pelanggan, alamat pelanggan, nama lengkap pelanggan, dan besaran penggunaan listrik dalam satuan kWh dan tipe energi. Data tersebut disebutkan bukan merupakan data eksisting atau terkini tetapi data lama.
Penjual memberikan 10 sampel data dari sekitar 17 juta informasi yang ia miliki. Kemudian, ketika pembeli tertarik, maka transaksi jual beli pun berlangsung.
2. Data Replikasi
Berdasarkan keterangan dari Juru Bicara PLN, Gregorius Adi Trianto, data yang dikelola oleh PT PLN aman. Data yang beredar tersebut adalah data replikasi bukan data yang aktual dan tidak update lagi. Ia juga memastikan server data milik PLN aman.
3. PLN Menerapkan Keamanan Berlapis
Juru Bicara PLN tersebut mengatakan bahwa PLN telah dan terus menerapkan keamanan berlapis bersama dengan Badan Siber dan Sandi Negara atau yang kerap disingkat BSSN. Tindakan ini untuk memperkuat dan melindungi data pelanggan.
4. Informasi Mencuat Setelah Adanya Tangkapan Layar
Publik dihebohkan setelah beredarnya tangkapan layar dari breached.to tentang data PLN yang bocor pada Kamis (18/08/22).
Akun itu mengunggah ekitar 17 juta data pelanggan PLN dengan detail-detailnya seperti informasi identitas pelanggan, alamat pelanggan, nama lengkap pelanggan, dan besaran penggunaan listrik dalam satuan kWh dan tipe energi.
5. Kementerian Komunikasi dan Informatika Memanggil PLN
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah melakukan pemanggilan terhadap manajemen PLN pada Sabtu (20/8/2022), untuk meminta keterangan mereka soal dugaan kebocoran data 17 juta pelanggan.
"Sehubungan dengan informasi dugaan penyebaran data pribadi pelanggan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) secara tanpa hak, Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo telah melakukan pemanggilan terhadap manajemen PLN pada hari Sabtu, 20 Agustus 2022 untuk meminta keterangan atas dugaan kebocoran data tersebut," kata Dirjen Aptika Kemkominfo, Semuel A.
Kominfo mengatakan, PLN saat ini sedang melakukan evaluasi terhadap sistem keamanan PLN.
"PLN juga menyampaikan bahwa sistem operasional teknologi informasi PLN masih dalam kondisi aman dan pelayanan masyarakat tetap berjalan dengan baik," lanjut Semmy. [ss]