Kalsel. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) terus berkomitmen menyediakan sambungan listrik bagi masyarakat di berbagai wilayah meski pun berada di daerah yang masuk kategori Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Keterangan tertulis Humas PLN UID Kalselteng diterima di Banjarbaru, Jumat tercatat hingga September 2023, sebanyak 29 desa tersebar di Provinsi Kalimantan Tengah dan 8 desa di Kalimantan Selatan telah dialiri listrik 24 jam.
Baca Juga:
Waspada Banjir, Ini Tips Amankan Listrik saat Air Masuk Rumah
Diketahui, 37 desa tersebut berada di Kecamatan Lahei, Teweh Baru, Kahayan Hulu Utara, Miri Manasa, Rungan, Rungan Hulu, Arut Utara, Bukit Santuai, Kota Besi Belantikan Raya, Murung, Kecamatan Balai Riam Provinsi Kalteng.
Sedangkan di Provinsi Kalsel yakni di Kecamatan Pelaihari, Jaro, Gambut, Pengaron, Teluk Kepayang, Rantau Badauh, Babirik, dan Pulau Laut Timur dengan jumlah pelanggan total sebanyak 4.589 keluarga.
PLN pada pekan lalu bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Lamandau telah meresmikan listrik di desa Bayat, desa Tangga Batu, dan Desa Persiapan Batu Selipi yang dihadiri langsung Bupati Lamandau Hendra Lesmana pada Jum’at 15 September 2023.
Baca Juga:
Era Energi Terbarukan, ALPERKLINAS: Transisi Energi Harus Didukung Semua Pihak
"Kami mengapresiasi dan terima kasih kepada PLN atas komitmen terhadap roadmap pembangunan Kabupaten Lamandau yang telah disepakati sehingga terwujud pembangunan listrik yang merata dirasakan masyarakat," ujar Hendra.
Hendra menuturkan, selama 5 tahun masa pemerintahannya, percepatan pembangunan listrik di Lamandau sangat luar biasa. Sebelumnya desa berlistrik di Lamandau berkisar 30 sampai 40 persen namun sekarang sudah mencapai 80 persen desa di Lamandau sudah teraliri listrik PLN.
"Upaya PLN untuk melistriki seluruh pelosok terutama di Kalteng sangat luar biasa, Lamandau hanya tinggal beberapa desa saja sehingga kami berharap pada 2024 seluruh desa bisa teraliri listrik PLN," ungkapnya.
General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin mengatakan, pembangunan listrik desa menjadi salah satu kewajiban PLN dalam menjalankan Sila ke-5 Pancasila "Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", melalui pembangunan listrik yang berkeadilan.
"Listrik sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dimana pun berada tak terkecuali di daerah yang jauh dari kota. Oleh karenanya, PLN berupaya menyediakan listrik hingga daerah 3T agar pemerataan energi bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat," kata Joharifin.
Dikatakan, hingga saat ini, Rasio Desa (RD) yang terlistriki oleh PLN di Provinsi Kalsel adalah 98,95 persen, sedangkan di Provinsi Kalteng adalah 73,01 persen.
Joharifin mengatakan, bukan tanpa kendala, pembangunan listrik desa sangat membutuhkan kerja sama seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat setempat karena proses pembangunan sering dihadapkan dengan infrastruktur jalan yang rusak parah dan juga pemangkasan pohon milik masyarakat.
"Keterlibatan seluruh pihak sangat diperlukan, kami berterima kasih sekali kepada seluruh stakeholder, pemerintah provinsi dan pemerintah daerah yang sangat mensupport dalam proses melistriki desa ini," ujar Joharifin.
Joharifin juga berharap masyarakat memberikan izin kepada petugas PLN yang menjalankan tugasnya memangkas dan memotong dahan atau pohon miliknya yang dilakukan untuk keperluan pembangunan infrastruktur listrik itu.
Joharifin menambahkan, pada 2023 PLN Kalselteng menargetkan pembangunan jaringan listrik sebanyak 156 desa dan dusun se Kalselteng yang menyuplai kurang lebih 26.366 kepala keluarga.
Panjang Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 541,00 kilo meter sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 541,00 kms dan 294 unit trafo dengan total kapasitas 18.250 kilo Volt Ampere (kVA), sehingga Rasio Desa berlistrik di Kalteng menjadi 83,38 persen dan Kalsel 99,35 persen.
"Harapannya, penyelesaian beberapa fasilitas listrik di desa nantinya bisa dimanfaatkan dengan baik dan bijak oleh masyarakat, bisa meningkatkan perekonomian dan mempermudah anak-anak belajar dan mendapatkan pendidikan layak karena ditopang sumber listrik 24 jam," kata Joharifin.[ss]