Pada sistem reproduksi pria atau wanita, BPA merupakan endocrine disruptor, yakni zat kimia yang dapat mengganggu fungsi hormon normal, seperti infertilitas atau gangguan kesuburan.
Berdasarkan hasil studi Cohort di Korea Selatan pada 2021, ada korelasi peningkatan infertilitas pada kelompok tinggi paparan BPA dengan odds ratio atau rasio paparan penyakit hingga 4,25 kali.
Baca Juga:
Polda Sulsel Tetapkan Tiga Tersangka Peredaran Kosmetik Berbahaya di Makassar
"Diperkirakan beban biaya infertilitas pada konsumen air minum dalam kemasan yang terpapar BPA berkisar Rp16 triliun sampai dengan Rp30,6 triliun dalam periode satu siklus in-vitro fertilization (IVF)," imbuh Rita. [Ss]