WahanaNews-Kalsel | Honda Win 100 pernah menjadi favorit di zamannya. Namun seiring waktu, teknologi semakin canggih, pengguna motor pun memilih model dan tipe terbaru sesuai zaman.
Honda Win pertama kali dipasarkan di Indonesia pada 1984, dan langsung dijadikan kendaraan dinas berbagai instansi, mulai dari Badan Statistik, Dinas Kehutanan, Pegadaian, Pemerintah Daerah, Pembangunan Desa, Koperasi, Kantor Pos, hingga Kepolisian dan TNI.
Baca Juga:
Sambut Tahun Baru, DAM Hadirkan Promo di Pameran Honda Jabar Virtual Expo
Tiap instansi pemerintahan memiliki warna yang berbeda-beda untuk Honda Win yang dijadikan kendaraan dinas. Hal ini menyebabkan sepeda motor ini punya beragam varian warna.
Honda Win hadir dalam dua varian, standar dan semi trail. Perbedaan ada pada ukuran pelek, ban bawaan, dan spakbor depan. Untuk dapur pacunya menggunakan mesin SOHC 4-tak 1 silinder 97,2 cc dengan sudut kemiringan 80 derajat alias posisi mesin horizontal.
Pada rentang 1984-1989, Honda Win seri awal belum memiliki embel-embel '100' dengan ciri khas blok mesin warna hitam. Lantas pada periode 1990-2000, nama Win 100 disematkan. Blok mesinnya pun berubah menjadi warna silver.
Baca Juga:
DAM Siapkan Banyak Program Pembelian Motor Honda di Awal Tahun 2023
Pada tahun 2000-2005, ubahan pada Honda Win 100 kembali dilakukan pada spakbor depan dan belakang, lalu tutup pelindung rantai yang semula bermaterial besi diganti dengan plastik.
Karena statusnya yang discontinued alias sudah disuntik mati pada 2005, cara termudah mendapatkan Honda Win 100 adalah dengan berburu unit bekasnya.
Dilansir dari sejumlah bursa motor bekas daring, Minggu (13/2/2022), Honda Win dibanderol mulai Rp 8 juta hingga Rp 20 juta. Rentang harga yang cukup jauh disebabkan oleh sejumlah faktor.