"Dibiarkan tidak terkendali, Putin akan bergerak cepat, merebut beberapa tanah, mengkonsolidasikan keuntungannya, dan mengarahkan pandangannya ke negara satelit berikutnya dalam permainan panjangnya untuk memulihkan semua perbatasan pra-1991: lingkup pengaruh geografis yang dia anggap tidak adil dilucuti dari Great Rusia," sambungnya.
Artikel Farkas muncul ketika diplomat senior dari AS dan Rusia bertemu di Jenewa minggu ini untuk membahas proposal keamanan yang disampaikan Moskow ke Washington pada bulan Desember lalu.
Baca Juga:
Klaim NATO tentang Bantuan Militer Iran ke Rusia di Ukraina Tak Berdasar dan Bermotif Politik
Kremlin telah meminta jaminan tertulis bahwa NATO, blok militer pimpinan AS, tidak akan berekspansi ke Ukraina dan Georgia, dua negara yang berbatasan dengan Rusia.
Sementara itu, pejabat Amerika telah menyatakan keprihatinan tentang dugaan penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina, dan mengatakan bahwa mereka tidak akan membuat janji apa pun tentang keanggotaan NATO.
Terlepas dari kebuntuan yang tampak, para pejabat dari kedua belah pihak telah mengindikasikan bahwa mereka bersedia untuk bernegosiasi selagi mereka memiliki kesempatan.
Baca Juga:
Terpilih Jadi Sekjen NATO, Ini Profil Perdana Menteri Belanda Mark Rutte
Rusia telah berulang kali membantah memiliki niat agresif terhadap Ukraina, dan menuduh AS memicu ketegangan dengan memberikan dukungan senjata dan militer kepada Kiev. [As]