Kalsel. WahanaNews.co - Gubernur Kalimantan Selatan H Sahbirin Noor menyampaikan, tingkat inflasi di provinsinya terus menurun cukup jauh pada Agustus 2023 jika dibandingkan akhir tahun 2022.
Menurut dia pada rapat koordinasi tim pengendalian inflasi daerah (TPID) di Banjarmasin, Senin, sesuai data saat ini, tingkat inflasi di Kalsel hingga Agustus 2023 turun tinggal menjadi 4,36 persen (year-on-year).
Baca Juga:
Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, dari Puncak Kekuasaan ke Status Tersangka KPK
"Data ini jika dibandingkan pada September 2022 yang terjadi puncaknya inflasi di provinsi ini hingga mencapai 7,35 persen (yoy), artinya sudah turun cukup signifikan," ujarnya.
Menurut Gubernur Kalsel, capaian yang sangat baik itu tentu tidak lepas dari kerja keras dan sinergitas semua yang tergabung dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Dalam setahun terakhir, kita terus konsisten melakukan berbagai upaya nyata untuk menjaga ketersediaan pasokan dan kestabilan harga pangan, serta melindungi masyarakat dari dampak kenaikan harga-harga, dalam bentuk operasi pasar maupun pasar murah," katanya.
Baca Juga:
OTT Kalsel, Penyidik KPK Sita Uang Rp12 Miliar
Gubernur menekankan, pentingnya sinergi dan kolaborasi diantara seluruh anggota TPID se-Kalsel guna mengantisipasi dampak El-Nino yang memicu kenaikan harga-harga pangan.
Terlebih, kata Gubernur yang lebih akrab disapa Paman Birin tersebut, sudah ada 19 negara yang membatasi ekspor produk pangan sehingga mendorong apresiasi harga pangan di tingkat global.
Dia pun memberi arahan untuk ditekankan tiga hal, yaitu, pertama adalah integrasi data stok dan neraca pangan daerah, untuk mengecek ketersediaan pangan.
"Melalui data stok ini dapat mengantisipasi kekurangan pangan disuatu daerah, dalam konteks itu pula, kita perlu mendorong agar kerja sama antardaerah terus ditingkatkan hingga ke level business to business (b-to-b) dalam rangka stabilisasi harga," ujarnya.
Kemudian yang kedua, kata Gubernur, adalah selalu melakukan pengecekan ketersediaan stok pangan di pasar.
"Segera ambil tindakan dan keputusan yang diperlukan bilamana menemui kelangkaan suatu komoditas di pasar. dalam konteks itu pula, juga perlu meningkatkan cadangan pangan daerah guna mengantisipasi musim kering berkepanjangan," ujarnya.
Sedangkan arahan ketiga, Gubernur meminta untuk optimalisasi penggunaan fiskal daerah untuk stabilisasi harga.
Di sisi lain juga berkomitmen untuk menjaga ketersediaan stok pangan dengan terus mendorong inovasi di bidang pertanian dan peternakan agar lebih berkembang.
Menurut dia, inovasi tersebut ialah budidaya padi apung dan program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (Siska Ku Intip)
"Potensi pengembangan padi apung di wilayah Kalimantan Selatan sangat tinggi. Mengingat luas area rawa di Kalimantan Selatan yang begitu besar, yakni, mencapai 290 ribu hektare. Ini bisa menjadi solusi dalam mengatasi dampak El Nino yang saat ini terjadi di seluruh belahan dunia," demikian kata Gubernur Sahbirin Noor.