WahanaNews-Kalsel| Untuk mencapai target angka 40 persen dari total populasi Indonesia, hanya dibutuhkan sekitar 3,2 juta orang lagi yang menerima vaksinasi secara lengkap.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro mengatakan, kini hampir 150 juta warga Indonesia sudah mendapatkan minimal vaksin pertama, sedangkan 105 juta lebih di antaranya telah divaksinasi lengkap.
Baca Juga:
PDHI Gorontalo Berikan Vaksinasi Gratis untuk Hewan Peliharaan
Dengan melakukan vaksinasi pada 3,2 juta orang lagi, maka capaian dosis lengkap sudah di atas 108 juta atau 40 persen dari total populasi Indonesia.
"Apabila sudah tercapai mencapai 40 persen warga yang tervaksinasi lengkap, lembaran sejarah mengukir kembali nama Indonesia dengan indah, sebagai negara yang sudah melindungi 40 persen warga negaranya sebelum tahun 2021 berakhir," ujar Reisa.
Hal itu disebut sebagai capaian luar biasa, mengingat Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, juga negara dengan jumlah penduduk keempat terbesar.
Baca Juga:
Dinkes DKI Jakarta: Per 1 Januari 2024 Vaksinasi COVID-19 Berbayar
"Dan kita optimis, awal tahun depan, Indonesia sudah bisa mencapai target program vaksinasinya, memvaksinasi 70 persen warga negaranya," kata Reisa.
Untuk itu, dia mengajak masyarakat untuk segera melengkapi vaksinasi, apalagi mengingat program vaksinasi untuk anak 6-11 tahun juga telah dimulai pada 14 Desember lalu.
Tak hanya menyelamatkan nyawa, vaksin juga akan memberi perlindungan dari serangan virus SARS CoV-2 yang terus bermutasi.
"Ditemukannya varian Omicron di Indonesia harus membuat kita semakin segera untuk mendapatkan perlindungan penuh, yaitu dengan dua kali vaksinasi. Bagi yang belum menerima vaksin dua dosis, jangan ditunda, apalagi tidak dilanjutkan sama sekali," ujarnya.
Lebih lanjut, Reisa menjelaskan bahwa pemerintah sedang menyiapkan kebijakan dan pelaksanaan terkait vaksin booster apabila memang disarankan oleh para ahli, serta jika capaian program vaksinasi dosis lengkap sudah tinggi, yaitu diatas 70 persen.
Dia menegaskan, pemerintah selalu bekerja keras menyediakan suplai vaksin demi mempercepat capaian target. supaya target memvaksinasi semua sasaran vaksinasinya segera tercapai.
Antara lain, melalui kerja sama multilateral COVAX Facility, di mana Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi salah satu ketuanya, memimpin 92 kelompok negara berkembang yang masuk dalam COVAX Advance Market Commitment 92.
Selain itu, lanjut Reisa, semangat bangsa Indonesia untuk divaksinasi Covid-19 juga mendapatkan apresiasi dari organisasi besar seperti Bank Dunia, juga dari Presiden Amerika Serikat Joe Biden yang mengundang Presiden Joko Widodo ke pertemuan khusus COVID-19 Summit pada September lalu.
World Bank menyebut, 'the power of partnership' atau gotong royong di Indonesia yang menyebabkan semua yang dianggap mustahil bisa jadi kenyataan.
Sementara terkait jumlah vaksin yang telah diterima Indonesia, Reisa menyatakan bahwa vaksin datang hampir tiap hari. Sampai saat ini, Indonesia telah menerima lebih dari sekitar 418 juta dosis vaksin baik dalam bentuk jadi dan bahan baku.
Tahun ini, pemerintah menyediakan paling tidak 7 jenis vaksin, di mana Badan POM sudah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk 11 jenis vaksin Covid-19.
"Semua upaya bersama ini bertujuan tidak bukan dan tidak lain, (untuk) memberikan vaksin sebanyak mungkin dan secepat mungkin ke semua warga Indonesia yang masuk sasaran," tegasnya.
Jelang momen pergantian tahun, Reisa kembali mengingatkan pentingnya penerapan protokol kesehatan dan vaksinasi sebagai upaya perlindungan kesehatan, bahkan penyelamat nyawa.
Dia menekankan masyarakat untuk tidak lengah dan kendor, serta berdisiplin terhadap prokes, sehingga varian baru apapun tidak bisa masuk ke ranah komunitas, tidak menular cepat dan tidak merenggut nyawa lagi.
"Natal akan tetap khusyuk apabila semua jemaat sehat dan tahun baru akan hanya akan indah dikenang apabila tahun depan kita tetap produktif dan aman dari Covid-19," kata Reisa. (As)