Inflasi Volatile Food (VF) tercatat sebesar 1,3 persen (mtm) lebih rendah dibandingkan dengan inflasi VF bulan sebelumnya sebesar 2,32 persen (mtm) maupun rata-rata historis Januari empat tahun terakhir sebesar 1,66 persen (mtm).
Beberapa komoditas VF yang dominan menyumbang inflasi Januari antara lain kenaikan harga daging ayam, beras, telur ayam ras dan tomat sedangkan komoditas yang harganya turun adalah cabai merah.
Baca Juga:
Airlangga Bantah Pernyataan Bappenas Soal Dugaan 46% Bansos Salah Sasaran
Kenaikan harga beras pada Januari disebabkan rendahnya panen sepanjang November sampai Desember 2021 disertai terjadinya hidrometeorologi saat awal 2022 dengan harga ditingkat penggilingan naik 2,23 persen (mtm) sedangkan ditingkat eceran 0,94 persen (mtm).
Kondisi ini diperkirakan masih berlangsung pada Februari meski tidak setinggi Januari dan kembali stabil mulai Maret karena momentum masuknya musim panen.
Sementara itu, minyak goreng yang menjadi komoditas paling dominan menyumbang inflasi 2021 dengan andil 0,31 persen saat ini relatif terkendali dengan andil inflasi 0,01 persen pada Januari 2022.
Baca Juga:
Jawab Sindirian Anies Soal Bansos di Debat Terakhir, Airlangga: Pemberi Tak Pernah Klaim
Airlangga menegaskan pemerintah telah melakukan upaya untuk menstabilkan harga minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter yang di mulai pada 19 Januari 2022.
Sementara untuk mengantisipasi kenaikan harga minyak goreng, pemerintah telah menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk minyak goreng yang berlaku mulai 1 Februari 2022.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), harga minyak goreng menunjukkan tren penurunan pada akhir Januari meskipun secara rata-rata bulanan masih tercatat meningkat dibanding Desember 2021. [Ss]