WahanaNews-Kalsel | Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar, memperkirakan mampu meraup keuntungan minimal sebesar Rp 300 juta lebih per tahun.
Pasalnya program ini akan memadukan berbagai jenis usaha, mulai dari peternakan sapi, kambing, ayam, ikan air tawar, tanaman hortikultura, hingga pengolahan pupuk organik.
Baca Juga:
Pj Bupati Dairi Terima Penghargaan Pengembangan TTG dari Kemendes PDTT RI
"Saya yakin, untuk peternakan ayam, jika sudah produktif dengan jumlah ayam sekitar 436 ekor akan mendapatkan keuntungan Rp7 juta perbulan. Belum lagi dengan Sapi, dengan modal sekarang yang dikeluarkan Rp160 juta untuk 10 ekor, nantinya akan menghasilkan sekitar Rp250 juta saat musim kurban,” ujar Abdul Halim Iskandar, Jawa Barat pada Sabtu (22/1/2022).
“Belum lagi dari pupuk organiknya, bio urine, sayur mayurnya dan lainya. Insya allah akan memberikan satu harapan yg bagus utamanya untuk peningkatan gizi masyarakat," tambahnya.
Pria yang akrab disapa Gus Halim ini menjelaskan Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan dimaksudkan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan pangan nasional khususnya pangan hewani.
Baca Juga:
Program Beasiswa Kuliah Anak Transmigran dari Kemendes PDTT
Program tersebut telah dimulai sejak tahun 2021 dengan sasaran program tersebut adalah Badan Usaha Milik Desa Bersama (BUM Desa Bersama) yang melibatkan 5-10 desa yang berdekatan.
"Ini merupakan 1 dari 7 Pilot Project Program Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan di Kabupaten Bandung. Konsepnya adalah berkelanjutan, karena itu harus betul-betul ditangani secara serius dan tidak boleh sporadis serta tidak boleh parsial. Makanya kita buat juga konsepnya terintegrasi dengan desa-desa lainnya serta konsepnya full bantuan karena harus ada kemandirian," jelas Gus Halim
Gus Halim menjelaskan, Desa Peternakan Terpadu Berkelanjutan ini merupakan konsep peternakan komunal yang dikelola BUM Desa Bersama.