"Kita rutin melakukan koordinasi, sejauh ini kita pastikan tahapan Pilkada berjalan sesuai rencana dan damai," ungkapnya.
Syarifuddin mengatakan Pilkada ini adalah momentum para pihak dan masyarakat untuk menorehkan sejarah harum yang dikenang baik oleh generasi zaman.
Baca Juga:
Bawaslu Pontianak Fokus Awasi 69 Temuan Dalam Proses Coklit Daftar Pemilih
"Jangan sampai pada Pilkada 2024 tergores sejarah buruk yang merugikan masyarakat dan Kabupaten Tapin," ujar Syarifuddin penulis buku sejarah Tapin Bertabur Ulama: Sejahtera, Religius dan Menuju Serambi Madinah (2012) itu.
Pegiat sejarah ini memberikan contoh peristiwa besar di Kalimantan Selatan yakni Tragedi Jumat Kelabu 1998 di Kota Banjarmasin agar 'pesta' sekaligus 'pertarungan' politik Pilkada Tapin akan datang dapat perhatian serius untuk dijaga.
Syarifuddin menyakini partisipasi pemilih potensi menyentuh angka 90 persen saat persaingan para figur calon pemimpin Tapin nanti.
Baca Juga:
Ketua Bawaslu Pontianak Sebut Perlu Perbaikan pada Pelaksanaan Coklit Daftar Pemilih
"Alhamdulillah Tapin untuk Pilpres lalu partisipasi mencapai 90 persen, tertinggi di Kalimantan Selatan. Harapannya angka partisipasi Pilpres tak menyusut, agar Pilkada Tapin 2024 berkesan hingga bisa menorehkan sejarah baik," ujar Syarifuddin.
[Redaktur: Patria Simorangkir]