Mulyanto mendukung bila pemasaran Pertalite diperluas hingga menjangkau seluruh kawasan di tanah air. Apalagi, Pertamina memiliki SPBU lebih dari 6.000 unit.
Sebelumnya, Deputi III Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna, dalam diskusi virtual menyebutkan harga Pertalite dalam waktu 5-6 bulan tidak akan naik kendati harga jual Pertalite saat ini lebih rendah jika dibandingkan nilai keekonomiannya.
Baca Juga:
Heboh Tips Isi Bensin dari Netizen Akali ‘Setingan’ SPBU Pertamina
Kebijakan menahan harga jual Pertalite merupakan bentuk kepedulian pemerintah dan Pertamina dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang masih tertekan akibat kenaikan harga-harga dan kelangkaan beberapa komoditas kebutuhan pokok.
Pada awal Maret 2022, harga sejumlah jenis BBM yang dijual di SPBU Pertamina yakni Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mengalami penyesuaian harga mengikuti naiknya harga minyak mentah dunia.
Namun, harga Pertalite dan Pertamax masih tetap, yaitu masing-masing Rp 7.650 per liter dan Rp9.000 per liter.
Baca Juga:
Menteri BUMN Sebut Ini Bukan Kenaikan BBM, tapi Penurunan Subsidi
Sementara SPBU Shell, sejak Januari 2022 tidak lagi menjual Shell Regular yang memiliki RON 90.
SPBU asal Belanda ini hanya memasarkan Shell Super (RON 92) hingga Shell V-Power Nitro + (RON 98). Produk BBM RON tinggi itu, sama seperti produk dari BP-AKR dan Vivo.
Harganya jauh lebih tinggi dari produk BBM RON serupa yang dijual Pertamina.