Senior Manager Perencanaan, Pelayanan Pelanggan dan Mutu PT PLN Pusertif Hendra Noviar mengatakan, ISO 37001:2016 (SMAP), instrumen yang dirancang untuk organisasi dalam mengembangkan, mengimplementasikan, dan memperbaiki program anti penyuapan diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menjamin tingkat mutu layanan perusahaan dan memberikan panduan untuk membantu korporasi dalam mengidentifikasi, mencegah, dan mendeteksi penyuapan.
“Dengan kerja keras dari seluruh tim Pusertif selama lebih kurang setahun akhirnya kami berhasil memenuhi semua persyaratan dan ketentuan sebagai persyaratan akreditasi ini,” kata Hendra.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Hendra mengungkapkan, dengan memiliki akreditasi ini menjadikan Pusertif PLN sebagai satu-satunya lembaga sertifikasi yang memiliki ruang lingkup penyediaan listrik. Pusertif pun siap untuk memberikan layanan sertifikasi sistem manajemen anti penyuapan SNI ISO 3700:2016 kepada seluruh unit-unit dan anak perusahaan dalam lingkungan PLN group yang setara kualitasnya dengan Lembaga sertifikasi domestik maupun intenasional.
Pusertif pun telah memberikan Sertifikasi SNI ISO 37001:2016 SMAP yang pertama kalinya kepada PLN Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan dan PLN Pusat Pendidikan dan Pelatihan.
Menurut Hendra, bertambahnya akreditasi ISO 37001:2016 (SMAP) maka membuat peran Pusertif akan semakin besar dalam berkiprah pada industri Testing Inspection and Certification (TIC) di Indonesia khususnya pada lingkup sistem manajemen.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Hendra menyebutkan, pertumbuhan Bisnis TIC saat ini sebesar 7,2 persen selama tahun 2015 – 2020. Tahun 2020 ukuran pasar industri TIC sebesar Rp 8,8 triliun.
“Melihat potensi pangsa pasar yang sangat menjanjikan membuat PT PLN (Persero) Pusat Sertifikasi terus mengembangkan bisnisnya,” ujarnya. [ss]