WahanaNews-Kalsel | Kepengurusan Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) 2022 - 2025 terbentuk, Direktur Mega Proyek dan Energi Baru Terbarukan PT PLN (Persero) Wiluyo Kusdwiharto didaulat menjadi Ketua Umum.
Eksistensi METI menjadi penting di tengah upaya pemerintah mendorong pengembangan energi terbarukan. Ketua Umum METI 2022 - 2025 Wiluyo Kusdwiharto mengatakan Indonesia telah memberikan komitmen untuk berkontribusi terhadap penurunan emisi global melalui adopsi Persetujuan Paris dalam Undang-Undang (UU) Nomor 16 Tahun 2016.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Dengan mengacu hal tersebut, lanjut Wiluyo, METI perlu menyusun program-program yang dapat membantu percepatan pencapaian target-target pemerintah tersebut.
"Dalam hal ini, METI perlu memberikan masukan, mulai dari proses penyusunan peta jalan, penyusunan regulasi terkait, hingga pada tahap implementasinya," ujarnya.
Wiluyo mengatakan dalam tiga tahun mendatang, METI akan fokus pendorong pelaksanaan 8 program kerja yang terbagi dalam lingkup yakni organisasi, dukungan regulasi dan kebijakan, peningkatan kapasitas dan sosialisasi energi terbarukan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Selain itu, promosi investasi energi terbarukan, peningkatan pemanfaatan transportasi ramah lingkungan, serta promosi teknologi energi terbarukan.
Memahami tantangan melaksanakan 8 program kerja METI, Wiluyo berkomitmen dengan menggandeng berbagai pihak, terutama dengan asosiasi-asosiasi energi terbarukan, asosiasi- asosiasi lain yang mendukung pengembangan energi terbarukan, serta lembaga-lembaga internasional yang mendukung program transisi energi Indonesia.
METI juga diharapkan dapat menjadi partner pemerintah dalam mengawal dan mengevaluasi target pencapaian Transisi Energi Menuju Net Zero Emission 2060, sekaligus menjadi jembatan penghubung antara kepentingan pemerintah dan pengusaha.
"Pemanfaatan energi terbarukan ini akan membantu pencapaian target Nationally Determined Contribution (NDC). Saat ini, banyak potensi energi terbarukan yang belum dimanfaatkan, yang diperkirakan potensinya mencapai 3.686 GW," ungkapnya.
Wiluyo juga menekankan bahwa pemanfaatan energi terbarukan akan mampu meningkatkan ketahanan energi nasional, disamping bisa menjadi salah satu sektor industri andalan untuk kepentingan dalam negeri maupun devisa negara.
Selain soal pemanfaatan energi terbarukan, pemerintah juga sekarang sedang berproses dengan DPR untuk menyelesaikan RUU Energi Baru Terbarukan (EBT) yang sudah diinisiasi sejak 2018.
Wiluyo berharap, dengan lahirnya payung hukum EBT, maka akan ada peluang lebih baik untuk pengembangan energi terbarukan, karena akan terjadi " level playing field" antara fosil dan energi terbarukan.[ss]