WahanaNews-Kalsel | India berencana untuk membuka kembali lebih dari 100 tambang batubara yang sebelumnya dianggap tidak berkelanjutan secara finansial.
Krisis listrik memaksa penghasil gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia ini menggandakan bahan bakar yang dianggap tidak ramah lingkungan.
Baca Juga:
Ratu Batu Bara Tan Paulin Diperiksa KPK di Kasus Rita Widyasari
Permintaan listrik negara dengan penduduk terbesar kedua dunia ini menyentuh rekor tertinggi pada April. Hampir tiga perempat dari 1,35 miliar penduduk India mengalami bulan-bulan pra-musim panas terpanas dalam beberapa dasawarsa.
Lonjakan penggunaan AC memicu krisis listrik terburuk dalam lebih dari enam tahun pada bulan April. Meskipun telah mereda dalam beberapa hari terakhir, suhu udara diperkirakan akan segera meroket lagi.
"Sebelumnya kami dianggap sebagai anak nakal karena kami mempromosikan bahan bakar fosil dan sekarang kami mendapat kabar bahwa kami tidak cukup memasoknya," kata Sekretaris Batubara Anil Kumar Jain seperti dikutip Reuters.
Baca Juga:
KPK Ungkap Eks Bupati Kukar Dapat US$5 per Matrik Ton dari Perusahaan Batu Bara
"Mengingat latar belakang itu, ini adalah langkah yang sangat berani oleh kementerian dan Coal India untuk menawarkan pasokan batubara yang sangat besar dengan sangat cepat," imbuh dia.
Produsen, importir, dan konsumen batubara terbesar kedua di dunia setelah China ini sekarang mengharapkan produksi tambahan 75 juta ton-100 juta ton bahan bakar dalam dua hingga tiga tahun ke depan dari tambang yang dibuka kembali.
India memproduksi 777,2 juta ton bahan bakar pada tahun yang berakhir 31 Maret dan membakar lebih dari satu miliar ton batubara.