Aksi trauma healing ini telah dilakukan sejak kunjungan Presiden Joko Widodo dan Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo pada Kamis, (24/11/2022) lalu.
Faisal, salah seorang relawan YBM PLN dari Bandung menyampaikan kegembiraannya dapat berbagi dengan penyintas gempa lewat program trauma healing ini. Kegiatan yang digelar di tenda-tenda pengungsian disambut antusias oleh anak-anak.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
“Kegiatan trauma healing dilakukan terhadap anak-anak pengungsi di posko-posko terdampak. Respon anak-anak sendiri variatif. Senang, mereka terhibur dan merasa dipedulikan,” ucapnya.
Faisal berkisah dari kegiatan yang digelar relawan di Kampung Babakan Cangklek misalnya, Ia menemukan anak-anak yang mengalami trauma dan takut masuk ke dalam bangunan.
Hal ini tampak dari kegiatan menggambar yang digelar relawan untuk anak-anak.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
“Ada anak yang memiliki 3 bersaudara. Dia lalu menggambar gunung dengan ilustrasi rumah dan diberi tulisan rumahku ambruk. Psikis mereka memang terganggu. Traumanya sangat mendalam,” ujarnya.
Melihat kondisi ini, Faisal dan tim pun lebih bersemangat untuk membantu anak-anak untuk dapat bersemangat kembali. Ia pun gembira kegiatan bersama YBM PLN ini mendapat dukungan.
Faisal menyebut orang tua dari anak-anak ini juga sangat berterima kasih karena relawan sudah turut mengembalikan suasana batin anak tersebut agar tidak larut dalam kekhawatiran karena gempa.