Kalsel. WahanaNews.co - PT PLN (Persero) memproduksi "green hydrogen" yang 100 persen bersumber dari energi baru terbarukan (EBT) dan mampu memproduksi 51 ton hidrogen per tahun.
"Green hydrogen" (hidrogen hijau) merupakan sumber energi bersih yang hanya mengeluarkan uap air dan tidak meninggalkan residu di udara atau menambah emisi karbon gas rumah kaca.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo melalui keterangannya di Makassar, Rabu, mengemukakan bahwa era masa depan transportasi tidak hanya bergerak ke arah listrik, namun ke arah hidrogen. Oleh karena itu, PLN sebagai "key player" dalam transisi energi terus berpacu menyediakan energi bersih bagi masyarakat.
Dari total produksi hidrogen 51 ton per tahun, sebesar 43 ton dapat dimanfaatkan untuk 147 mobil yang menempuh jarak 100 km setiap hari.
“Jika saat ini emisi 10 kilometer kendaraan BBM sebesar 2,4 kg CO2, maka dengan menggunakan 'green hydrogen' yang emisinya 0, artinya bisa menghindarkan emisi sebesar 1.920 ton CO2e per tahun,” kata Darmawan.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Melalui Subholding PLN Nusantara Power (PLN NP), "Green Hydrogen Plant" (GHP) pertama di Indonesia yang berlokasi di kawasan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Muara Karang, Pluit, Jakarta, telah diresmikan.
"Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM. Karya inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi," kata dia.
Darmawan menjelaskan GHP ini merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menjawab tantangan transisi energi. Salah satu kegunaan hidrogen adalah untuk bahan bakar transportasi.