Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas pengasuhan anak usia dini adalah Indeks Pengasuhan Anak Usia Dini.
Berdasarkan analisis 2023, Indeks Pengasuhan Anak Usia Dini secara nasional tercatat sebesar 54,31 dan meningkat menjadi 55,06 pada 2024.
Baca Juga:
Pansus III DPRD Kalsel Lakukan Studi Komparasi Raperda Pembiayaan Tahun Jamak ke Banten
Hal ini menunjukkan peningkatan kualitas pengasuhan anak harus dilakukan secara holistik dan integratif, melibatkan berbagai pihak dalam masyarakat.
BKB merupakan salah satu program yang diimplementasikan untuk mendukung kebijakan ini. BKB bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orang tua, termasuk ayah, ibu, dan anggota keluarga lainnya, dalam memberikan pengasuhan yang tepat bagi balita.
Program ini berfokus pada stimulasi fisik, mental, intelektual, emosional, spiritual, sosial, dan moral anak, sehingga dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sekaligus mendukung kesertaan ber-KB bagi Pasangan Usia Subur (PUS).
Baca Juga:
Sampah Jadi Masalah Serius di Banjarmasin, Peran UPTD TPA Banjarbakula Penting
Sri Mawarni menegaskan komitmen DPPPAKB Kalsel untuk terus berkolaborasi dengan BKKBN dalam meningkatkan Indeks Pengasuhan Anak Usia Dini di provinsi ini, serta berkontribusi dalam upaya percepatan penurunan stunting.
“Kami berharap melalui kolaborasi ini, tidak hanya kualitas pengasuhan anak yang meningkat, tetapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya pengasuhan yang baik untuk masa depan anak-anak kita,” kata Sri Mawarni.
Dengan dukungan dan kerja sama antara DPPPAKB Provinsi Kalsel, BKKBN, dan masyarakat, kata dia, diharapkan program ini dapat terus berkembang dan membawa dampak positif bagi kesejahteraan keluarga dan anak-anak di Kalsel.