Kalsel.WahanaNews.co, Tabalong - Empat tahun yang lalu, Yustina menjadi salah satu pionir dalam gerakan bank sampah di Desa Ribang, Kecamatan Muara Uya, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan. Bersama dengan sekelompok ibu-ibu lainnya, dia berjuang untuk menyelamatkan bumi dengan tindakan nyata dalam lingkup yang terdekat dan dapat dijangkau.
Kisah dan prestasi mereka dalam mengolah sampah, mesti disebar agar terdengar luas dan jadi motor penggerak desa lainnya.
Baca Juga:
KSP3 Nias Tepis Isu Dualisme Kepengurusan, Minta Bank yang Bermitra Lakukan Pencairan
Siang itu Yustina memperlihatkan cara pengolahan di sebuah tempat pengolahan berukuran 8 x 5 meter sekaligus memperkenalkan para penggerak bank sampah yang didominasi para perempuan hebat.
Mulai dari Sri Utari Kepala Desa Ribang yang selalu siap membantu seluruh kegiatan bank sampah hingga Nurhasannah selaku Direktur Bank Sampah, dengan segudang inovasinya dalam menyulap sampah jadi barang bernilai guna.
Dengan jumlah penduduk mencapai 1.900 jiwa pada tahun 2019 desa ini mungkin tidak memperlihatkan kepadatan yang mencolok namun persoalan sampah menjadi tantangan yang serius.
Baca Juga:
3 Kantor Cabang KSP3 Nias Terancam Tutup Imbas Tidak Bisa Tarik Uang Miliaran di Bank
“Sampah menjadi prioritas untuk ditangani dan kami membentuk kelompok bank sampah untuk menanganinya,” ujar Sri di Tabalong, Senin (22/4/2024).
Sadar akan bahaya sampah bagi lingkungan, lima orang (perempuan) tergerak menginisiasi membentuk bank sampah yang mereka namai Bank Sampah Ribang Bersinar.
Langkah ini meski sederhana telah mengubah paradigma masyarakat sekitar bahkan mendapat dukungan pemerintah daerah, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tabalong serta Adaro dengan memberikan dorongan besar bagi bank sampah.