"Alhamdulillah sudah kita laksanakan pada 2023," ungkap Solhan.
Pada 2024 Solhan memperkirakan terjadi kemarau basah dan musim kemarau puncak pun memiliki periode yang pendek, namun personel PUPR Kalsel, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, BPBD Banjar, dan BPBD Kota Banjarbaru tetap bersiaga di daerah Golf dan Hutan Lindung Liang Anggang.
Baca Juga:
Gubernur Kalsel Salurkan Bantuan Kebutuhan Pokok untuk Korban Banjir Kabupaten Banjar
Selain mengerahkan personel, Dinas PUPR Provinsi Kalsel juga menurunkan dua mobil pick up, dua pompa, satu pompa apung, pompa dompeng dengan diameter 6 inci, peralatan lain untuk keamanan petugas, serta anggaran untuk melaksanakan pembangunan infrastruktur.
Pihaknya memiliki kewajiban membangun bendung atau pintu pengatur untuk menjaga kualitas permukaan air tanah dan terdapat tiga pembangunan infrastruktur pendukung penanganan karhutla pada 2024. Pihaknya pun mengaji pola operasi dan pola pembasahan yang ada di ring 1 Bandara Syamsudin Noor bagian utara, selatan, dan barat.
"Jadi ada satu kajian tentang karhutla sebesar Rp600 juta, sudah kontrak dan mendekati tahapan akhir," tutur Solhan.
Baca Juga:
JPU KPK Ungkap Nilai Proyek Rp3,1 Triliun di Kalimantan Selatan Tahun 2022
Kemudian ada kegiatan di Bendung Sawitan berupa peningkatan dengan menimbun tanggul dan membangun infrastruktur sebesar Rp1 miliar di ujung Jalan Makmur untuk menjaga hutan lindung.
Solhan berharap pembangunan infrastruktur dapat menanggulangi karhutla di Kalsel, terutama menjaga ketersediaan sumber air saat kemarau, dan tidak terjadi kelebihan air di lahan hutan lindung.
"Nantinya akan bangun pintu pengatur untuk melindungi hutan lindung yang saat ini masih tahap lelang untuk dua konsep tadi, kemudian akan coba bantu kembali untuk membangun bendung lain pada tahun depan," ucap Solhan.