Agung mengatakan di TPA ini ada nanya Tempat Pengolahan Sampah Terpadu jadi memang sudah diusulkan ke Kementerian PUPR untuk membantu peralatan.
"Jadi peralatan-peralatan yang kita butuhkan itu akan digunakan untuk memilah-milah sampah dari sampah organik dan non organik, mengepack, mengepress dan lain-lain," ujarnya.
Baca Juga:
Ombudsman Kalsel Sampaikan Catatan Pelayanan Publik Lima Tahun ke Wali Kota
Ia mengatakan untuk kapasitas penampungan sendiri di TPA Banjarbakula ini sudah disepakati dengan Banjarbakula bahwa perhari kuota harus 350 ton perhari tidak boleh lebih.
"Kenapa kita pasang kuota itu karena kalau tidak pasang kuota, kita juga kewalahan untuk menampung," lanjutnya.
Ia mengatakan total sampah yang masuk di TPA Banjarbakula ini masih didominasi oleh sampah Rumah Tangga.
Baca Juga:
Kalsel Jadi Daerah Pertama Salurkan DAK Fisik 2025 Secara Nasional
"Untuk daya tampung sendiri, memang TPA Banjarbakula ini termasuk baru jadi tidak ada masalah, hanya saja perlu diperhitungkan jangka panjangnya. Jika sampah yang masuk tidak diberi kuota maka tidak menutup kemungkinan suatu saat bisa overload," ujarnya.
Ia mengatakan masalah saat ini di TPA Banjarbakula ini adalah kekurangan alat untuk memproses sampah yang masuk.
"Intinya adalah kekurangan alat berat seperti 1 unit dozer, 3 unit eksavator dan 1 unit loder dan itu sangat kerang apalagi sampah yang masuk itu antri," ujarnya.